Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Artikel Disubmit ke Jurnal

Table of Contents

Mempublikasikan artikel di jurnal ilmiah merupakan tujuan besar bagi banyak akademisi dan peneliti. Namun, sebelum sampai pada tahap publikasi, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Artikel ini akan membahas beberapa faktor utama yang sering kali diabaikan oleh penulis, yang dapat mempengaruhi peluang artikel diterima oleh jurnal. 

Berikut adalah tujuh poin penting yang harus diperhatikan sebelum mengirimkan artikel ke jurnal ilmiah:

1. Relevansi dan Lingkup Jurnal

Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan penulis adalah mengirimkan artikel ke jurnal yang tidak sesuai dengan lingkup dan topik penelitian mereka. Setiap jurnal ilmiah memiliki fokus dan ruang lingkup tertentu, dan artikel yang tidak relevan dengan topik yang diterbitkan oleh jurnal tersebut kemungkinan besar akan ditolak. Misalnya, jika Anda menulis tentang bioteknologi tetapi mengirimkan artikel ke jurnal yang fokus pada ilmu sosial, kemungkinan besar editor akan menolak artikel Anda.

Tips

  • Lakukan riset tentang jurnal yang ingin Anda tuju. Baca artikel yang sudah diterbitkan sebelumnya untuk memastikan bahwa topik Anda sejalan dengan fokus jurnal tersebut.
  • Periksa panduan penulis atau deskripsi jurnal, yang biasanya menyebutkan lingkup kajian yang diterima.

2. Tingkat Keberkalaan Jurnal / Frekuensi Terbitan Jurnal

Setelah artikel dikirimkan ke jurnal, proses review dan penerbitan sering kali memakan waktu, terutama jika jurnal tersebut memiliki sistem *peer review* yang ketat. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh penulis adalah terus-menerus bertanya kepada editor kapan artikel mereka akan dipublikasikan. Hal ini tidak hanya mengganggu editor, tetapi juga dapat memperlambat proses.

Setiap jurnal memiliki waktu respons yang berbeda, tergantung pada banyak faktor, termasuk jumlah artikel yang sedang dalam proses review, serta kompleksitas artikel Anda sendiri.

Tips

  • Bersabar dan hindari mengirimkan email terlalu sering untuk menanyakan status artikel. Jika jurnal memberikan estimasi waktu untuk proses review (misalnya, 3 hingga 6 bulan), tunggulah dalam rentang waktu tersebut sebelum bertanya.

3. APC (Article Processing Charge) dan Layanan Jurnal

Beberapa jurnal ilmiah, terutama yang bersifat *open access*, mengenakan biaya pemrosesan artikel atau APC (Article Processing Charge). Biaya ini digunakan untuk mendukung layanan editorial, termasuk proses *peer review*, penyuntingan naskah, penataan huruf, hosting artikel secara daring, dan pengarsipan jangka panjang. Sering kali penulis mencoba untuk menegosiasikan atau bahkan meminta pengurangan biaya, yang sebenarnya tidak disarankan.

APC merupakan bagian penting dari operasional jurnal, terutama jurnal open access, yang memungkinkan artikel dapat diakses oleh siapa saja tanpa biaya bagi pembaca. Jurnal dengan reputasi baik biasanya sudah transparan mengenai besaran APC dan prosedur pembayaran.

Tips

  • Sebelum mengirimkan artikel, pastikan Anda sudah memahami kebijakan APC dari jurnal yang Anda tuju. Jika biaya tersebut terlalu tinggi, carilah alternatif jurnal yang tidak mengenakan biaya, atau periksa apakah institusi tempat Anda bekerja memiliki program pendanaan untuk menutupi biaya APC.


4. Sesuaikan Naskah Dengan Template

Setiap jurnal memiliki pedoman format atau template tertentu yang harus diikuti oleh penulis. Ini termasuk ukuran font, margin, cara menulis sitasi, tata letak gambar dan tabel, hingga gaya penulisan. Mengabaikan format yang telah ditentukan oleh jurnal merupakan kesalahan umum yang sering dilakukan penulis, dan bisa menyebabkan artikel ditolak meskipun isinya berbobot.

Menggunakan template jurnal sangat penting karena membantu editor dan reviewer dalam mengevaluasi naskah secara lebih efisien. Jika artikel Anda tidak sesuai dengan template yang diberikan, proses evaluasi dapat terganggu, yang berpotensi memperlambat atau bahkan membatalkan proses review.

Tips

  • Sebelum submit, bacalah dengan seksama panduan penulis yang biasanya disediakan oleh jurnal. Pastikan bahwa naskah Anda sesuai dengan template yang diharuskan, mulai dari penomoran halaman hingga tata letak sitasi.


5. Jangan Submit Naskah dalam Format PDF

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah mengirimkan naskah dalam format PDF. Beberapa jurnal mungkin meminta naskah dalam format Word atau LaTeX agar lebih mudah untuk diakses dan disunting oleh editor dan reviewer. Format PDF memang membuat tampilan artikel lebih konsisten di berbagai perangkat, tetapi format ini biasanya lebih sulit untuk diedit dan diolah oleh editor jurnal.

Mengirimkan naskah dalam format yang salah dapat menyebabkan penolakan langsung atau permintaan untuk mengirim ulang dalam format yang sesuai. Ini akan memperlambat proses pengiriman dan penerimaan artikel.

Tips

  • Selalu periksa panduan pengiriman artikel yang disediakan oleh jurnal. Jika mereka meminta format Word atau LaTeX, ikuti petunjuk tersebut dan hindari mengirimkan naskah dalam format PDF kecuali secara eksplisit diminta.

6. Jangan Menunda Revisi

Setelah naskah Anda masuk ke proses review, reviewer akan memberikan umpan balik dan sering kali meminta revisi. Proses revisi ini sangat penting dalam meningkatkan kualitas naskah dan memperbesar peluang diterima. Sayangnya, beberapa penulis cenderung menunda revisi atau bahkan melewatkan batas waktu yang diberikan oleh jurnal.

Menunda revisi tidak hanya akan memperlambat proses penerbitan, tetapi juga bisa membuat naskah Anda ditolak. Jurnal biasanya memberikan tenggat waktu tertentu untuk revisi, dan melewatkan tenggat waktu tersebut dapat dianggap sebagai ketidakseriusan penulis dalam menerbitkan artikel.


Tips

  • Segera tanggapi umpan balik reviewer dan lakukan revisi secepat mungkin. Jika Anda membutuhkan waktu tambahan untuk revisi, komunikasikan dengan editor jurnal untuk meminta perpanjangan waktu.


7. Perhatikan Indeksisasi Jurnal

Indeksisasi jurnal adalah salah satu faktor yang menentukan reputasi dan dampak dari artikel yang diterbitkan. Jurnal yang terindeks di database ternama seperti Scopus, Web of Science, atau Google Scholar memiliki visibilitas yang lebih tinggi dan sering kali dianggap lebih kredibel. Artikel yang diterbitkan di jurnal terindeks memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan sitasi dari peneliti lain.

Sebelum mengirimkan artikel, pastikan jurnal yang Anda pilih terindeks di platform yang relevan. Jangan tergoda untuk mengirimkan artikel ke jurnal yang kurang dikenal atau tidak terindeks, karena ini dapat mengurangi dampak penelitian Anda di kemudian hari.

Tips:

  • Lakukan pengecekan indeksisasi jurnal sebelum submit. Cari jurnal yang sesuai dengan bidang Anda dan yang terindeks di platform ternama untuk meningkatkan kredibilitas dan visibilitas penelitian Anda.

Kesimpulan

Mengirimkan artikel ke jurnal ilmiah bukanlah hal yang mudah. Ada banyak faktor teknis dan administratif yang harus diperhatikan oleh penulis agar artikel mereka dapat diterima dan dipublikasikan. Memahami relevansi jurnal, mengikuti format yang benar, serta menjaga komunikasi yang baik dengan editor adalah langkah-langkah penting untuk memastikan bahwa proses submit berjalan lancar. Dengan memperhatikan tujuh poin di atas, Anda bisa meningkatkan peluang artikel diterima dan mempercepat proses penerbitan.