Fenomena dan Masalah Dalam Penelitian

Table of Contents
Fenomena dan Masalah Dalam Penelitian: Bagi yang sedang meneliti, hal yang muncul sebelum penelitian adalah masalah. Tetapi, terkadang untuk peneliti pemula yang masih sedang belajar meneliti menemukan masalah penelitian itu adalah hal yang sangat susah. Pada tulisan ini akan dipaparkan unsur yang perlu ditulis dari masalah penelitian. Secara garis besar masalah penelitian timbul dari latar belakang masalah. Apa itu latar belakang masalah? latar belakang dari masalah atau latar belakang adalah suatu cerita atau narasi yang menunjukkan adanya sebuah gejala atau symptom tentang suatu masalah penelitian. Ada beberapa versi disini, Para pakar metodologi riset mengatakan bahwa masalah itu adalah sebuah penyimpangan ataupun kesenjangan. Namun kontroversi terjadi, ketika beberapa pakar menyebutkan bahwa masalah penelitian adalah hal yang berkecenderungan negatif, tetapi ada beberapa pakar menyebutkan bahwa masalah menelitian adalah hal yang berkecenderungan positif, dengan argumentasi bahwa penyimpangan tidak selalu negatif, tetapi juga positif. Menurut penulis keduanya adalah benar, namun perlu diketahui untuk persoalan pertama biasa dilakukan dalam tradisi penelitian dengan pendekatan kuantitatif, namun untuk persoalan kedua biasa dilakukan dalam pendekatan kualitatif.


Setelah gejala-gejala tersebut diuraikan dalam latar belakang bahasa Jogiyanto (2014) ceritera konteks, kemudian kita bisa mencari sebenarnya gejala-gejala tersebut merupakan indikasi dari permasalahan apa?. Seperti contoh ketika seorang mahasiswa sering terlambat masuk kelas, ngantuk di dalam kelas, tidur di dalam kelas. Ketiga contoh tadi adalah gejala atau symptom dari sebuah masalah. Maka dapat kita identifikasi bahwa ketiga tindakan tersebut masuk kedalam masalah motivasi belajar. Selanjutnya adalah dari latar belakang tersebut kita uraikan masalah penelitian yang terjadi. Namun dalam konteks tersebut, masalah penelitian adalah dalam tataran fenomena.

Permasalahan penelitian dalam tataran fenomena bisnis dikatakan ada masalah ketika  masalah yang muncul dalam suatu fenomena terjadi karena adanya celah manajemen. Celah manajemen yang dimaksud adalah antara apa yang seharusnya dilakukan oleh manajemen tetapi terjadi miss ataupun kesalahan sehingga terjadi fenomena yang jauh dari harapan. Penerapan fenomena bisnis ini dalam penelitian non bisnis atau katakanlah pendidikan. berarti dimaknai dengan fenomena pendidikan. Dalam beberapa penelitian terutama dalam tataran skripsi, kadang-kadang munculnya permasalaha dalam fenomena  dimaknai fenomena gap, yang diintrepretasikan sebagai gap antara variabel independen dengan variabel independen yang sudah secara eksplisit diungkapkan dalam latar belakang masalah. Ada beberapa tipe fenomena yang menurut penulis perlu dihindari dikarenakan tidak lazim dalam dunia penelitian

  • Diketahui berdasarkan observasi/survei/studi pendahuluan ditemukan variabel independen dengan disiplinnya rendah kemudian ditemukan pula bahwa variabel dependen kinerja karyawan rendah. Ketika data tersebut terbukti bahwa disiplin rendah, kemudian kinerja karyawan rendah. Lalu, melalui penelitian kita mencoba melihat hubungan atau pengaruh antara disiplin dengan / terhaap kinerja karyawan. Menurut penulis masalah seperti itu tidak perlu diteliti. Hal tersebut dikarenakan bahwa penyebab dari kinerja karyawan sudah diketahui secara pasti. Sementara penelitian, mengungkap permasalahan yang penyebabnya belum diketahui secara pasti.
  • Diketahui berdasarkan observasi/survei/studi pendahuluan ditemukan variabel independen (motivasi belajar) baik sementara variabel dependen (prestasi belajar) turun. Kemudian dari kontradiksi fenomena tersebut. Karena secara teori (X) ketika motivasi belajar meningkat maka prestasi belajar harusnya meningkat, tetapi kenapa hal ini bisa turun. Kemudian dilakukan pengujian hubungan atau pengaruh antara motivasi belajar dengan / terhadap prestasi belajar. Dari hal tersebut masalah tersebut boleh diteliti, tapi masalah tersebut agak ambigu. Karena apabila suatu teori tidak berlaku lagi dalam sebuah fenomena. Maka hal tersebut disebut teoritikal gap. Tetapi seharusnya melibatkan populasi yang sangat luas. Seperti fenomena motivasi belajar di provinsi atau di negara. Karena hal tersebut dapat menjelaskan gagalnya teori menjelaskan fenomena.
  • Diketahui berdasarkan data catatan dosen, ditemukan ada permasalahan dalam suatu (1) kedatangan mahasiswa rata-rata hanya 60%, (2) hanya sekitar 40 % dari mahasiswa yang memiliki sumber belajar lengkap, (3) sebanyak 45 % dari mahasiswa yang tepat waktu dalam mengikuti perkuliahan. Dari gejala permasalahan tersebut dapat dirumuskan bahwa ketiga gejala tersebut merupakan gejala dari motivasi belajar yang rendah. Dari hal tersebut kita berusaha untuk mencari penyebabnya. Nah, yang ketiga ini adalah fenomena pembelajaran. Jadi dalam masalah fenomena kita tidak perlu mengkaitkan masalah dengan teori. Dalam hal ini kita tidak menggunakan teori untuk membandingkan persoalaan fenomena. Karena dasar masalah penelitian fenomena adalah das sein dan das sollen yaitu antara kenyataan dan harapan. Seharusnya pembelajaran itu menyenangkan, tetapi mengapa motivasi belajar rendah?. Baru setelah itu, peneliti bisa mengklarifikasi penyebabnya melalui telaah pustaka.

Kesimpulannya adalah, dalam tataran fenomena hal tersebut adalah masalah yang paling dasar dan sederhana. Namun dalam lapangan terkadang masalah fenomena sering kali menjadi hal yang keliru seperti persoalan no 1 dan no 2. Karena kesederhanaan itu maka masalah fenomena hanya tepat untuk penelitian yang baru belajar/ latihan penelitian atau skripsi. Ketika ada masalah di lapangan, baru diteliti. Oleh karena itu, penelitian tingkatan sarjana memang hanya untuk memecahkan persoalan fenomena yang diselesaikan secara teoretis, dengan menguji data fenomena tersebut